Sunday, May 20, 2007

Fenomena Bintang Instant

Maraknya reality show di televisi yang katanya melahirkan bintang baru semakin meriah. Mulai Indonesian Idol dengan mottonya the real idol, menuju puncak bersama AFI,KDI, dll. Reality show yang berbasis dari jumlah polling SMS ini apakah benar-benar melahirkan 'the real star' ?
Kita bisa melihat bahwa hanya segelintir kontestant saja yang layak menjadi bintang baru tapi untuk menuju 'the real star' tentu masih butuh perjalanan yang begitu panjang. Seleksi yang dilakukan di beberapa daerah hanya dengan beberapa menit tes menyanyi untuk kemudian yang menentukan siapa pemenangnya adalah pemirsa lewat jumlah SMS terbanyak.
Hal ini tentunya hanya akan merupakan adu kekuatan SMS dan tergantung pada penonton lebih sreg dengan yang mana. Bisa jadi yang mereka pilih bukan karena kualitas, tapi mungkin karena tampang, teman, tetangga, wakil daerah, dll. Intinya sering bukan karena 100%kualitas.
Semua peserta seleksi yang masuk finalis di kemudiannyajuga dipasang untuk membintangi sinetron iklan yang kalau diteliti kualitasnya masih jauh dari standart.
Bahkan juri yang terang-terangan memberi penilaian bahwa lontestan sangat tidak indah, mengecewakan, tetap saja dia yang menang. Sepertinya penilaian para juri tidak berpengaruh pada keputusan akhir siapa yang akan jadi pemenang.
Seorang Dirly yang kemampuannya standart-standart saja, kita bisa lihat tampangnya yang berkesan sombong, sok gaya atau kata orang Jawa 'kemenyek' dalam ikalan sebuah SMS.
Bintangkah dia? Mungkin ya bagi beberapa orang, but the real star, I don't think so.
Seorang Chrisye, Krisdayanti, Rio Febrian untuk berjalan menuju the real star yang berangkat dari unknow pasti telah melalui berbagai aral yang tidaklah instant.
Festival yang diikuti pun bukanlah festival kelas SMS, tapi benar-benar festival berkancah internasional. Masihkah perlu reality show seperti itu? Ya namanya bisnis, mana yang banyak mengundang untung , itulah yang terus dikeruk. Para alumni reality show inipun banyak yang tidak jelas perkembangan prestasinya. Mungkin inilah yang disebut bintang karbitan atau bintang polesan. They're not star, they're only someone who luckily to be a temporary star not the star forever and ever.
Masih ingat reality show serupa yang minus SMS, seperti Cipta Pesona Bintang, Asia Bagus, dimana para pesertanya memang layak jadi bintang. Dan prestasi mereka semakin berkilau dari waktu ke waktu.
Bukan hanya kualitas performance saja yang penting, tapi attitude, brain, communication juga menjadi faktor penting yang harus dimilki.

0 comments: